Minggu, April 18, 2010

Saking Rajinnya……

Duuh... Sudah lama sekali aku tidak mengaji. Rasanya banyak sekali syaitonnirojim yang mengelayuti pundak dan mataku sehingga aku malas melangkah ke taklim dan akan mengantuk jika mendengarkan ceramah agama.

Kubulatkan tekadku untuk mulai rajin mengaji kembali. "Mulai saat ini aku akan rajin mengaji lagi, merdeka!" Walah..... Layaknya pejuang yang ingin maju ke medan perang saja gayaku. Hehehe....

Saat itu adalah saat yang tepat dimana akan kuwujudkan tekadku. Ada tetangga yang anaknya meninggal. Untuk itu diadakanlah pengajian di rumahnya. Tanpa membaca lagi sehelai kertas yang berisi undangan pengajian itu, akupun bertekad untuk datang pada saat nanti.

Tibalah saat itu, aku harus datang, karena aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk "rajin" kembali mengaji. Dengan langkah mantap, kudatangi pengajian itu. Tanpa curiga sedikitpun aku melewati sekumpulan bapak-bapak yang sedang duduk bersila. Kupikir ibu-ibu pastinya duduk di dalam rumah sedangkan bapak-bapak duduk di depan rumah yang sudah dipasangi tenda.

Ketika aku masuk ke rumang dalam rumah itu, tak ada satupun ibu-ibu yang duduk di sana. Lhooo….. koq?? Akupun langsung ambil posisi “agak merapat” ke dalam ruang tamu karena memang yang duduk di luar para bapak semua.

“Perasaan ga enak neeh…..” Sambil membaca surah Yasin dengan tidak konsen samasekali, akupun celingak-celinguk mencari-cari mahluk yang bergender perempuan untuk tempat aku bertanya. Mana yaaa…..

Tak lama kemudian datanglah tetanggaku, keluar dari dapur rumah itu dan duduk di sebelahku. Alhamdulillaaah… akhirnya ada juga mahluk yang namanya “wanita” di sini.
Lalu akupun bertanya dengan berbisik, “Bu, ibu-ibu yang lain pada kemana? Koq ga ada yang datang ya..?” Lalu iapun menjawab, “ Lho… Mbak Rini kenapa datang? Ini kan pengajian khusus bapak-bapak?

Gubraaakk!!! Mukaku langsung memanas bak ditampar Jepang! Pantas tidak ada seorang wanitapun yang ngaji di sini. Rasanya ingin aku pulang saking malunya, tapi bagaimana aku bisa pulang, sedangkan sekumpulan bapak-bapak telah memenuhi ruang depan rumah. Sedangkan sendalku kutaruh di situ. Hah!

Tetanggaku yang baru saja kubisikipun langsung cekikikan menahan tawa karena geli melihatku yang salah tingkah. Akupun lalu berkata, “Ibu koq ga bilang-bilang saya seeeh….?” Dia tidak menjawab dan lagi-lagi hanya tertawa. Hmmm… Puas... puasss….?

Setelah pengajian selesai, akupun setengah berlari pulang ke rumah. Kuceritakan kejadian itu di depan anak dan suamiku. Pecahlah tawa mereka seketika, sementara aku cemberut malu-malu.

Keesokan harinya, tatanggaku yang semalam, lewat depan rumah. Sambil senyum-senyum menggoda iapun berkata, “Makanya… Kalo disuruh orang tua ngaji… yang rajin…. Giliran ngaji malah ga datang, eeeh… pas ngaji bapak-bapak yang ga diundang malah datang! Hahaha…”

Tawakupun berderai tak henti-henti. Antara malu, malu dan malu pastinya! Hiks…hiks…


Moshirini, Bekasi, 17042010

Tidak ada komentar: