Kamis, April 22, 2010

Rumahku, Pohon Jambuku….

Dulu, semasa kecil aku memiliki rumah yang lumayan luasnya. Ada pohon belimbing, jambu air, jambu batu, rambutan dan anggur. Jambu airku jika berbuah lebat, kupastikan semua mata akan memandang dengan kagum. Karena warnanya merah menyala yang melihat pasti akan menelan air liurnya. Tak jarang juga aku menjual buah-buah jambu itu jika ada ibu-ibu yang lewat dan tergiur dengan ranumnya buah jambuku. Hehehe… kecil-kecil udah otak bisnis yak?

Naah…. Tempat mangkal favoritku adalah pohon jambu, karena dahannya yang rindang dan tidak terlalu tinggi. Sering aku dan teman-teman perempuanku naik dan berlama-lama di pohon ini. Karena memang rimbun sekali dahan-dahannya. Jadi kami dapat berlama-lama bercengkrama dan sesekali iseng menimpuki orang-orang yang lewat di depan rumah dengan jambu-jambu kecil lalu sembunyi di balik dahannya sambil cekikikan. Manstabs…. (situ manstabs… sini benjol…!!)

Oneday…, seperti biasa kami kongkow-kongkow di atas pohon jambu. Seperti biasa juga kami timpuki pejalan kaki dengan jambu-jambu kecil hanya untuk mengagetkan mereka. Hehe…. Dasar iseng… Anaknya siapa seeh….

Kadang betah berjam-jam kami duduk di atas pohon. Siang itu matahari tak begitu menyengat, anginpun sejuk silir-silir. Mataku terasa sudah 5 watt…..

Perasaanku koq ada yang ribut2 yah? Padahal aku tengah terbuai oleh sejuknya angin di atas pohon. Aaaah… ada apa siiih….?

Antara sadar dan tidak, aku dengar teriakan orang-orang,“ Rin, bangun! Turun kamu dari atas pohon itu!” Bangun? Memang aku tidur yah? Walah…. Mereka ga bisa lihat orang seneng deh!

Karena kaget, akupun terbangun dari tidurku. Yah, ternyata aku memang tertidur di pohon jambu ini! Sambil mengucek-ngucek mataku dan menunggu sampai nyawaku mengumpul kembali di ragaku, aku tersentak. Ternyata di bawah pohon telah berkumpul ibu, kakak, adik dan beberapa tetanggaku yang menyuruhku turun dari atas pohon sambil berteriak cemas.

Whaaaa….. Alangkah malunya aku! Kemana wajahku akan kutaruh? Semua mata memandangku dengan cemas dan sedikit tergelak. Bayangkan saja, aku tertidur entah berapa jam di atas pohon jambu, sedangkan teman-temanku telah turun entah kapan turunnya mereka. Malu aku di sini sendiri! Dasar temen ga setia kawan! Dibiarkannya aku malu seperti ini sendiri! Hahaha

Sambil cengar-cengir akupun turun perlahan dari atas pohon. Kutelusuri dahan-dahan dengan lihainya. Karena memang track itu jalan naik dan turunku di pohon itu setiap harinya.
Mukaku panas bak kepiting rebus. Rasanya ingin kuambil langkah seribu alias kabur dari hadapan mereka!!

Tidak ada komentar: